Dekadensi moral pada remaja
Kemerosotan moral pada remaja
menjadi salah satu permasalahan dalam negeri ini. Maraknya penyimpangan
sosial, kemerosotan akhlaq, keterbelakangan moral, yang dilatar belakangi dengan
berbagai persoalan. Berbagai analisis sosial yang bertujuan agar menghasilkan solusi telah banyak didengungkan, namun
pengaplikasian dari sebuah solusi dirasa kurang implementasinya dalam berbagai
pihak. Sehingga peyelesaian tidak menemukan keberhasilanya. Orang tua bangsa
ini seharusnya khawatir akan bagaimana keberlangsungan hidup para generasi
selanjutnya.
Maka dalam tulisan yang sederhana ini, menyerukan bagi setiap
pihak, keluarga, lingkungan, masyarakat, dan setiap yang menempati negeri ini,
marilah berbuat baik pada diri sendiri dan orang lain. Jauhilah berprasangka
buruk, tingkatkanlah kepedulian terhadap sesama, dan jahuilah diskriminasi. Ketika empat nilai
moral ini diaplikasikan di kehidupan kita maka tidak ada hasil yang lain,
kecuali kebaikan yang nyata untuk kemaslatahan bersama.
Berbenah demi kemaslahatan selanjutnya, maka kita akan sedikit mengidentifikasi
beberapa penyebab dekadensi moral dalam negeri ini, agar tercapainya
keberhasilan atas usaha kita dalam mengaplikasikan sila ke-2 “kemanusiaan yang
adil dan beradab”.
Globalisasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia globalisasi diartikan “masuknya
ke ruang lingkup dunia” maka kesimpulan yang akan didapat dari arti kata
tersebut bisa berbeda-beda sesuai dengan kacamata apa yang digunakan. Dalam
hemat saya kalimat ini mewakilkan sebuah gagasan kemajuan, yang menuntut
seseorang untuk mau tidak mau akan hidup sesuai dengan apa yang telah diorganisir
oleh para ideology dunia.
Globlalisasi identik dengan kemajuan pesat tekhnologi, salah satu
hasilnya adalah kebebasan berkomunikasi antar benua, negara, sampai lingkup
terkecil yaitu pedesaan. maka terciptalah pertukaran pemikiran, budaya, sampai
peradaban. sehingga terealisasilah makna globalisasi itu sendiri yaitu
integrasi sosial internasional, dalam
kata lain merubah seseorang agar sama seperti barat, karena pada era ini
hegemoni baratlah yang berhasil mendominasi pada setiap lini kehidupan manusia,
dan saat ini kita selalu didengungkan bahwa beradaban barat adalah peradaban
internasional dan modern.
Pertukaran yang ditunggangi oleh teknologi ini lah yang menyebabkan
polarisasi barat terbentuk dalam Negara bhineka tunggal ika ini. kelajuannya
yang sangat pesat sehingga penyaringan akan pengetahuan baru yang di
khawatirkan akan merusak moralitaspun tidak bisa terbendung. Jadilah bangsa ini
dibingungkan, disibukkan, oleh perkara yang diikat oleh kalimat “orang kuno
kalo gak mengikuti gaya zaman sekarang” yang seyogyanya karna pola fikir
seperti inilah dekadensi moral terjadi.
Materialistik dan konsumtif.
Kehidupan yang materialistik dan konsumtif adalah dua persoalan
yang menjadi akar dari dampak globalisasi. Arus modernisasi yang di hasilkan
oleh teknologi masa kini menjadikan masyarakat materialistik dan mempunyai
sifat konsumtif, rela mengeluarkan kocek besar demi mengikuti sebuah mode agar
tidak dibilang “kuno”, pola fikir ini telah menjarah keberbagai kalangan
masyarakat, tidak terkecuali para remaja.
Segala hal dilakukan demi mendapatkan uang, tidak mengenal halal
haram. Karna yang telah menjadi akar fikirannya adalah bagimana menghasilkan
uang agar terwujud semua keinginan untuk mengikuti perubahan di zaman ini. maka
apalah daya remaja yang masih ditanggung orang tua penghidupannya, sehingga
menjadikan mereka berfikir untuk mencari tambahan dengan jalan lain, jalan yang
akan menggelapkan masa depannya kelak.
Keluarga
Ibu dan ayah adalah dua insani yang seharusnya menjadi tempat
berpulang yang nyaman bagi anak, yang menjadikan anak aman didekat mereka karna
keberhasilannya membuat lingkungan keluarga yang ramah akan moral dan
pendidikan, sehingga karakter anak bisa dibentuk dengan maksimal. Namun yang
banyak terjadi saat ini adalah kehidupan luar yang buas lagi ganas, yang
berhasil membentuk karakter anak-anak kita.
Al-ummu madrasatul ula
“ibu adalah guru pertama bagi anaknya dirasa nilai dari sebuah kalimat ini
sudah jauh dari kehidupan kita. Para ibu yang disibukkan oleh kegiatan di luar
mencari tambahan penghasilan, atupun berdalih dengan emansipasi wanita, sehingga
membuat ibu yang seharusnya menjadi peran utama dalam membangun pendidikan
karakter anak menjadi menyerahkan tanggung jawabnnya itu kepada si mbok
yang bekerja di rumah sebagai asisten rumah tangga.
Mengangkat moralitas bangsa.
Setiap persoalan dipastikan ada akar yang mengokohkannya, maka penyelesaian
suatu masalah mustahil tuntas tanpa mencabutnya langsung ke inti dari
persoalan. Pada saat ini sangat mengerikan apabila membuka berita kenakalan di
kalangan para remaja mulai dari tawuran yang meregang nyawa para pemuda,
prostitusi yang telah menjarah remaja sampai anak-anak, kasus pornografi dan
pornoaksi berserakan dimana-mana, belum lagi ditambah kasus pembunuhan dan lain
sebagainya. Kasus-kasus ini sangat kuat ikatannya dengan era globalisasi.
Kemajuan teknologi saat ini telah kita nikmati bersama, ada
pengaruh positif dan ada pula pengaruh negative yang mengiringinya. Maka pesan
untuk para orang tua, awasilah anak-anak kita dari penggunaan gadget
berlebihan, lebih baik lagi jika penggunaan gadget di tentukan batasan umur dan
kedewasaannya dalam berfikir juga dibarengi dengan bimbingan spiritual pada
mereka, sehingga remaja menjadi cerdas berbangsa dan beragama
Untuk para ibu jadilah ibunda yang baik dengan memperbanyak waktu
dirumah untuk menjalankan misi besar, yaitu mendidik generasi emas untuk bangsa
ini. Untuk para ayah jalankanlah peran kalian dengan sebik-baiknya. Perkuatlah
karakter anak kalian agar bisa menjadi generasi yang memiliki spiritual,
intlektual, dan emosional yang kuat.
Masyarakat adalah bagian yang mendominan dari sebuah negara, maka
selain menjadi masyarakat yang cerdas penting untuk kita menjadi masyarakat
yang beriman dan memiliki spiritual yang tinggi, belajarlah dari sejarah
peradaban islam yang mampu bertarung di tampuh kekuasaan dunia dan menjadi
peradaban tidak terlupakan hingga kini, dan yang perlu digaris bawahi, nilai agamalah
yang berhasil mengantarkan kita ketampuh peradaban segemilang itu.