Rabu, 09 Mei 2018

dekadensi moral pada remaja


Dekadensi moral pada remaja

Kemerosotan moral pada remaja  menjadi salah satu permasalahan dalam negeri ini. Maraknya penyimpangan sosial, kemerosotan akhlaq, keterbelakangan moral, yang dilatar belakangi dengan berbagai persoalan. Berbagai analisis sosial yang bertujuan agar  menghasilkan solusi  telah banyak didengungkan, namun pengaplikasian dari sebuah solusi dirasa kurang implementasinya dalam berbagai pihak. Sehingga peyelesaian tidak menemukan keberhasilanya. Orang tua bangsa ini seharusnya khawatir akan bagaimana keberlangsungan hidup para generasi selanjutnya.
Maka dalam tulisan yang sederhana ini, menyerukan bagi setiap pihak, keluarga, lingkungan, masyarakat, dan setiap yang menempati negeri ini, marilah berbuat baik pada diri sendiri dan orang lain. Jauhilah berprasangka buruk, tingkatkanlah kepedulian terhadap sesama, dan  jahuilah diskriminasi. Ketika empat nilai moral ini diaplikasikan di kehidupan kita maka tidak ada hasil yang lain, kecuali kebaikan yang nyata untuk kemaslatahan bersama.
Berbenah demi kemaslahatan selanjutnya, maka kita akan sedikit mengidentifikasi beberapa penyebab dekadensi moral dalam negeri ini, agar tercapainya keberhasilan atas usaha kita dalam mengaplikasikan sila ke-2 “kemanusiaan yang adil dan beradab”.
Globalisasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia globalisasi diartikan “masuknya ke ruang lingkup dunia” maka kesimpulan yang akan didapat dari arti kata tersebut bisa berbeda-beda sesuai dengan kacamata apa yang digunakan. Dalam hemat saya kalimat ini mewakilkan sebuah gagasan kemajuan, yang menuntut seseorang untuk mau tidak mau akan hidup sesuai dengan apa yang telah diorganisir oleh para ideology dunia.
Globlalisasi identik dengan kemajuan pesat tekhnologi, salah satu hasilnya adalah kebebasan berkomunikasi antar benua, negara, sampai lingkup terkecil yaitu pedesaan. maka terciptalah pertukaran pemikiran, budaya, sampai peradaban. sehingga terealisasilah makna globalisasi itu sendiri yaitu integrasi sosial internasional,  dalam kata lain merubah seseorang agar sama seperti barat, karena pada era ini hegemoni baratlah yang berhasil mendominasi pada setiap lini kehidupan manusia, dan saat ini kita selalu didengungkan bahwa beradaban barat adalah peradaban internasional dan modern.
Pertukaran yang ditunggangi oleh teknologi ini lah yang menyebabkan polarisasi barat terbentuk dalam Negara bhineka tunggal ika ini. kelajuannya yang sangat pesat sehingga penyaringan akan pengetahuan baru yang di khawatirkan akan merusak moralitaspun tidak bisa terbendung. Jadilah bangsa ini dibingungkan, disibukkan, oleh perkara yang diikat oleh kalimat “orang kuno kalo gak mengikuti gaya zaman sekarang” yang seyogyanya karna pola fikir seperti inilah dekadensi moral terjadi.
Materialistik dan konsumtif.
Kehidupan yang materialistik dan konsumtif adalah dua persoalan yang menjadi akar dari dampak globalisasi. Arus modernisasi yang di hasilkan oleh teknologi masa kini menjadikan masyarakat materialistik dan mempunyai sifat konsumtif, rela mengeluarkan kocek besar demi mengikuti sebuah mode agar tidak dibilang “kuno”, pola fikir ini telah menjarah keberbagai kalangan masyarakat, tidak terkecuali para remaja.
Segala hal dilakukan demi mendapatkan uang, tidak mengenal halal haram. Karna yang telah menjadi akar fikirannya adalah bagimana menghasilkan uang agar terwujud semua keinginan untuk mengikuti perubahan di zaman ini. maka apalah daya remaja yang masih ditanggung orang tua penghidupannya, sehingga menjadikan mereka berfikir untuk mencari tambahan dengan jalan lain, jalan yang akan menggelapkan masa depannya kelak.
Keluarga
Ibu dan ayah adalah dua insani yang seharusnya menjadi tempat berpulang yang nyaman bagi anak, yang menjadikan anak aman didekat mereka karna keberhasilannya membuat lingkungan keluarga yang ramah akan moral dan pendidikan, sehingga karakter anak bisa dibentuk dengan maksimal. Namun yang banyak terjadi saat ini adalah kehidupan luar yang buas lagi ganas, yang berhasil membentuk karakter anak-anak kita.
Al-ummu madrasatul ula “ibu adalah guru pertama bagi anaknya dirasa nilai dari sebuah kalimat ini sudah jauh dari kehidupan kita. Para ibu yang disibukkan oleh kegiatan di luar mencari tambahan penghasilan, atupun berdalih dengan emansipasi wanita, sehingga membuat ibu yang seharusnya menjadi peran utama dalam membangun pendidikan karakter anak menjadi menyerahkan tanggung jawabnnya itu kepada si mbok yang bekerja di rumah sebagai asisten rumah tangga.
Mengangkat moralitas bangsa.
Setiap persoalan dipastikan ada akar yang mengokohkannya, maka penyelesaian suatu masalah mustahil tuntas tanpa mencabutnya langsung ke inti dari persoalan. Pada saat ini sangat mengerikan apabila membuka berita kenakalan di kalangan para remaja mulai dari tawuran yang meregang nyawa para pemuda, prostitusi yang telah menjarah remaja sampai anak-anak, kasus pornografi dan pornoaksi berserakan dimana-mana, belum lagi ditambah kasus pembunuhan dan lain sebagainya. Kasus-kasus ini sangat kuat ikatannya dengan era globalisasi.
Kemajuan teknologi saat ini telah kita nikmati bersama, ada pengaruh positif dan ada pula pengaruh negative yang mengiringinya. Maka pesan untuk para orang tua, awasilah anak-anak kita dari penggunaan gadget berlebihan, lebih baik lagi jika penggunaan gadget di tentukan batasan umur dan kedewasaannya dalam berfikir juga dibarengi dengan bimbingan spiritual pada mereka, sehingga remaja menjadi cerdas berbangsa dan beragama
Untuk para ibu jadilah ibunda yang baik dengan memperbanyak waktu dirumah untuk menjalankan misi besar, yaitu mendidik generasi emas untuk bangsa ini. Untuk para ayah jalankanlah peran kalian dengan sebik-baiknya. Perkuatlah karakter anak kalian agar bisa menjadi generasi yang memiliki spiritual, intlektual, dan emosional yang kuat.
Masyarakat adalah bagian yang mendominan dari sebuah negara, maka selain menjadi masyarakat yang cerdas penting untuk kita menjadi masyarakat yang beriman dan memiliki spiritual yang tinggi, belajarlah dari sejarah peradaban islam yang mampu bertarung di tampuh kekuasaan dunia dan menjadi peradaban tidak terlupakan hingga kini, dan yang perlu digaris bawahi, nilai agamalah yang berhasil mengantarkan kita ketampuh peradaban segemilang itu.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beribu tanda telah menyebar dihadapan manusia, akan kekejian zionis.

Beribu tanda telah menyebar dihadapan manusia, akan kekejian zionis. Dimana narasi pluralisme yang digaungkan, bukankah ketika kita me...