Senin, 28 Mei 2018

pada suatu hari di dunia


Pada suatu hari di dunia.

Sangat miris jika melihat keadaan kaum muslimin pada saat ini, muslim di uyghur mendapatkan tekanan karna keislamannya, muslim kasymir juga medapat intimidasi atas keislamannya, dan masih banyak lagi negara-negara yang mengintimidasi suatu komonitas yang beragama islam, ditambah lag usaha gencar israel dalam perebutan al-quds “baitul maqdis” masjid pemersatu kaum muslimin, maka sebagai umat islam kita harus peka terhadap berita-berita ini, dan meyikapinya dengat terus berusaha memperbaiki kualitas diri dan umat.
Pada masa ini Allah swt telah memberikan cobaan bagi muslimin agar mereka memiliki jiwa-jiwa petarung sekaligus pemenang jika mereka mampu bersabar berdiri dijalan kebenaran. Maka kaum muslimin diperintahkan untuk berjuang dan bersabar menghadapi pelbagai rintangan untuk menyuarakan kebenaran.
Selain mem-baja-kan mental maka keilmuan yang dimiliki oleh muslimin juga harus mumpuni, peradaban islam dikenal dengan perdaban ilmu nya, meskipun secara dominan saat ini peradaban barat yang sedang memegang kendali kekuasaan di dunia maka kita sebagai umat islam wajib teguh atas apa yang diperintahkan dan dilarang syari’at, dan toleran kepada kemajuan tanpa hengkang dari syari’at yang haqiqi.
Tuntunan dalam islam sangat jelas yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah maka beruntunglah kaum muslimin memiliki tuntunan yang jelas dalam hidupnya, yang didalam al-qur’an dan as-sunnah secara lengkap diterangkan bagaimana mengelola kehidupan individu maupun sosial  dengan seimbang, ajarannya mengandung niliai moralitas yang tinggi, sehingga muslimin yang memang mempelajari dan mentadabburi ilmu didalam agamanya mustahil memiliki moral yang rendah.
Hal ini bisa dibuktikan dengan mengutip kisah pembebasan baitul maqdis oleh Shalahuddin al-Ayyubi. Pada tahun 1099  kaum salib mengambil al-quds dari tangan kaum muslimin mereka merampasnya tanpa ampun membunuh lebih dari 10.000 kaum muslimin merampas harta dan kehormatannya tanpa mempertimbangkan nurani kemanusiaan sungguh sangan jauh dari sifat ideal kemanusiaan, dan melambangkan moral yang sangat buruk, “pembantaian dilakukan dengan sangat kejam, hingga mereka berjalan diatas genanga darah (korban) yang tingginya hingga semata kaki” <Gesta Francorum>, 88 tahun kemudian datang Shalahuddin pejuang Islam yang berhasil dengan pasukannya merebut kembali Al-Quds, saat itu Shalahuddin memperlihatkan pada dunia betapa indahnya ajaran islam, Shalahuddin menolak untuk membalas dendam untuk mengulangi kejahatan kaum salib pada saat mereka merampas al-Quds dari tangan kaum muslimin,  Shalahuddin melarang pasukan muslim untuk menyiksa, ataupun menjarah harta milik umat kristiani, Shalahuddin juga melindungi gereja mereka, bahkan mengzinkan kembali mereka untuk berziarah. (fakta sejarah tidak bisa dielak)
Kisah diatas adalah salah satu dari ribuan kisah kecemerlangan moral yang dimiliki umat muslim yang paham dan mengamalkan agamanya, maka jika kita ingin menjadi muslim yang kaffah (sempurna) maka selain memperdalam ilmu agama kita juga harus mengamalkannya dalm kehidupan kita dan selalu berdoa agar ditunjuki jalan yang lurus dan dijauhkan dari ideology-ideology menyimpang.
Semangat perjuanga harus masuk kedalam relung-relung hati kkita karna yang ingin menghancurkan islam ini banyak bahkan ereka sangat bersungguh-sunggu dalam apa yang mereka targetkan, dan Allah swt akan selalu menghadirkan pejuang-pejuan mumpuni dan tangguh yang tidak gentar meski diterjang ribuan ombak, maka semoga Allah menempatkan kita dalam barisan “para pejuang islam” tentu perjuangan ini juga dihiasi oleh keindahan akhlaq dan moralitas yang tinggi, seperti halnya Shalahuddin Al-Ayyubi.


Senin, 21 Mei 2018

cuplikan kisah

* curcol malem,  sebelum lanjut blajar lagi *

sejenak merenung atas kehidupan yang telah di jalani sekarang ini (menuntut ilu di pondok pesantren), dinamika rasa mutlak terjadi di tempat ini (pesantren), persoalan persoalan yang terjadi adalah sarana melatih diri agar bisa menyikap suatu problem dengan baik dan maksimal, sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan kelak (di luar pesantren)

menuntut ilmu itu bukan hanay menyiapkan diri memnghadapi 1000 tantangan dalam perjalanan akan tetapi juga mengobarkan keinginan yang bisa menghalangi cita-cita.... (buat seluruh penuntut ilmu di dunia, semangat!!! inshaaAllah jika niatannya lurus Allah meridhai perjalanan ini :)


Rabu, 09 Mei 2018

pendidikan karakter


Pendidikan karakter
Pendidikan, ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang sangat penting bagi setiap individu, untuk mencapai ketingkatan yang mulia wajib melewati jalan ilmu, bukan tanpa sengaja ayat yang pertama kali diturunkan adalah “iqra” bacalah, dari awal turunnya pedoman hidup untuk seluruh manusia Allah swt memerintahkan kita untuk membaca, karna dengan membaca akan lebih meluaskan cara berfikir kita dan menambah wawasan kita mengenai ilmu.
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup tentu mempunyai nilai pendidikan yang sangat tinggi melampau setiap buku yang ada karna AL-Qur’an adalah firman Allah, tiada tuhan yang berhaq disembah kecuali Allah. Maka membaca, memahami, dan mengamalkan apa yang ada di dalamnya akan menghantarkan kita kepada pendidikan karakter, dan pengetahuan yang tinggi.
Rasulullah adalah utusan Allah kepada seluruh umat, membawa pesan yang tidak akan lekang karna zaman, akan tetap hidup pesan yang dibawa nya yaitu Islam, Allah swt memberikan amanah kepada utusannya Rasulullah saw  yaitu al-Qur’an yang menjadi pedoman hidup seluruh manusia, yang di dalmnya termaktub bahwa Rasulullah sebagai uswatun hasanah yang wajib diikuti oleh orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Maka selain mengimani bahwa Rasulullah adalah utusan Allah untuk ummatnya maka menjadikannya kudwah pun adalah suatu hal yang wajib bagi kita. Islam selalu menunjukan kepada hal kebaikan dan kemaslahatan bagi setiap yang mentaati dan mematuhinnya maka dengan menjadikan Rasulullah uswatun hasannah dalam hidup kita akan menjaikan karakter di dalam diri dan kehidupan kita menjadi semakin cemerlang, karena risalah mulia “Islam” dibawa oleh Nabi Muhammad saw maka moralitas yang ada di dalam diri nya pun, akan sesuai dengan apa yang dibawa.
Maka untuk membawa dan mengangakat kembali peradaban islam agar kembali bertarung di kancah peradaban membutuhkan, moralitas, dan keilmuan yang tinggi. Dan tugas ini siapa lagi yang akan mengemban kecuali kita (pemuda Islam).

dekadensi moral pada remaja


Dekadensi moral pada remaja

Kemerosotan moral pada remaja  menjadi salah satu permasalahan dalam negeri ini. Maraknya penyimpangan sosial, kemerosotan akhlaq, keterbelakangan moral, yang dilatar belakangi dengan berbagai persoalan. Berbagai analisis sosial yang bertujuan agar  menghasilkan solusi  telah banyak didengungkan, namun pengaplikasian dari sebuah solusi dirasa kurang implementasinya dalam berbagai pihak. Sehingga peyelesaian tidak menemukan keberhasilanya. Orang tua bangsa ini seharusnya khawatir akan bagaimana keberlangsungan hidup para generasi selanjutnya.
Maka dalam tulisan yang sederhana ini, menyerukan bagi setiap pihak, keluarga, lingkungan, masyarakat, dan setiap yang menempati negeri ini, marilah berbuat baik pada diri sendiri dan orang lain. Jauhilah berprasangka buruk, tingkatkanlah kepedulian terhadap sesama, dan  jahuilah diskriminasi. Ketika empat nilai moral ini diaplikasikan di kehidupan kita maka tidak ada hasil yang lain, kecuali kebaikan yang nyata untuk kemaslatahan bersama.
Berbenah demi kemaslahatan selanjutnya, maka kita akan sedikit mengidentifikasi beberapa penyebab dekadensi moral dalam negeri ini, agar tercapainya keberhasilan atas usaha kita dalam mengaplikasikan sila ke-2 “kemanusiaan yang adil dan beradab”.
Globalisasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia globalisasi diartikan “masuknya ke ruang lingkup dunia” maka kesimpulan yang akan didapat dari arti kata tersebut bisa berbeda-beda sesuai dengan kacamata apa yang digunakan. Dalam hemat saya kalimat ini mewakilkan sebuah gagasan kemajuan, yang menuntut seseorang untuk mau tidak mau akan hidup sesuai dengan apa yang telah diorganisir oleh para ideology dunia.
Globlalisasi identik dengan kemajuan pesat tekhnologi, salah satu hasilnya adalah kebebasan berkomunikasi antar benua, negara, sampai lingkup terkecil yaitu pedesaan. maka terciptalah pertukaran pemikiran, budaya, sampai peradaban. sehingga terealisasilah makna globalisasi itu sendiri yaitu integrasi sosial internasional,  dalam kata lain merubah seseorang agar sama seperti barat, karena pada era ini hegemoni baratlah yang berhasil mendominasi pada setiap lini kehidupan manusia, dan saat ini kita selalu didengungkan bahwa beradaban barat adalah peradaban internasional dan modern.
Pertukaran yang ditunggangi oleh teknologi ini lah yang menyebabkan polarisasi barat terbentuk dalam Negara bhineka tunggal ika ini. kelajuannya yang sangat pesat sehingga penyaringan akan pengetahuan baru yang di khawatirkan akan merusak moralitaspun tidak bisa terbendung. Jadilah bangsa ini dibingungkan, disibukkan, oleh perkara yang diikat oleh kalimat “orang kuno kalo gak mengikuti gaya zaman sekarang” yang seyogyanya karna pola fikir seperti inilah dekadensi moral terjadi.
Materialistik dan konsumtif.
Kehidupan yang materialistik dan konsumtif adalah dua persoalan yang menjadi akar dari dampak globalisasi. Arus modernisasi yang di hasilkan oleh teknologi masa kini menjadikan masyarakat materialistik dan mempunyai sifat konsumtif, rela mengeluarkan kocek besar demi mengikuti sebuah mode agar tidak dibilang “kuno”, pola fikir ini telah menjarah keberbagai kalangan masyarakat, tidak terkecuali para remaja.
Segala hal dilakukan demi mendapatkan uang, tidak mengenal halal haram. Karna yang telah menjadi akar fikirannya adalah bagimana menghasilkan uang agar terwujud semua keinginan untuk mengikuti perubahan di zaman ini. maka apalah daya remaja yang masih ditanggung orang tua penghidupannya, sehingga menjadikan mereka berfikir untuk mencari tambahan dengan jalan lain, jalan yang akan menggelapkan masa depannya kelak.
Keluarga
Ibu dan ayah adalah dua insani yang seharusnya menjadi tempat berpulang yang nyaman bagi anak, yang menjadikan anak aman didekat mereka karna keberhasilannya membuat lingkungan keluarga yang ramah akan moral dan pendidikan, sehingga karakter anak bisa dibentuk dengan maksimal. Namun yang banyak terjadi saat ini adalah kehidupan luar yang buas lagi ganas, yang berhasil membentuk karakter anak-anak kita.
Al-ummu madrasatul ula “ibu adalah guru pertama bagi anaknya dirasa nilai dari sebuah kalimat ini sudah jauh dari kehidupan kita. Para ibu yang disibukkan oleh kegiatan di luar mencari tambahan penghasilan, atupun berdalih dengan emansipasi wanita, sehingga membuat ibu yang seharusnya menjadi peran utama dalam membangun pendidikan karakter anak menjadi menyerahkan tanggung jawabnnya itu kepada si mbok yang bekerja di rumah sebagai asisten rumah tangga.
Mengangkat moralitas bangsa.
Setiap persoalan dipastikan ada akar yang mengokohkannya, maka penyelesaian suatu masalah mustahil tuntas tanpa mencabutnya langsung ke inti dari persoalan. Pada saat ini sangat mengerikan apabila membuka berita kenakalan di kalangan para remaja mulai dari tawuran yang meregang nyawa para pemuda, prostitusi yang telah menjarah remaja sampai anak-anak, kasus pornografi dan pornoaksi berserakan dimana-mana, belum lagi ditambah kasus pembunuhan dan lain sebagainya. Kasus-kasus ini sangat kuat ikatannya dengan era globalisasi.
Kemajuan teknologi saat ini telah kita nikmati bersama, ada pengaruh positif dan ada pula pengaruh negative yang mengiringinya. Maka pesan untuk para orang tua, awasilah anak-anak kita dari penggunaan gadget berlebihan, lebih baik lagi jika penggunaan gadget di tentukan batasan umur dan kedewasaannya dalam berfikir juga dibarengi dengan bimbingan spiritual pada mereka, sehingga remaja menjadi cerdas berbangsa dan beragama
Untuk para ibu jadilah ibunda yang baik dengan memperbanyak waktu dirumah untuk menjalankan misi besar, yaitu mendidik generasi emas untuk bangsa ini. Untuk para ayah jalankanlah peran kalian dengan sebik-baiknya. Perkuatlah karakter anak kalian agar bisa menjadi generasi yang memiliki spiritual, intlektual, dan emosional yang kuat.
Masyarakat adalah bagian yang mendominan dari sebuah negara, maka selain menjadi masyarakat yang cerdas penting untuk kita menjadi masyarakat yang beriman dan memiliki spiritual yang tinggi, belajarlah dari sejarah peradaban islam yang mampu bertarung di tampuh kekuasaan dunia dan menjadi peradaban tidak terlupakan hingga kini, dan yang perlu digaris bawahi, nilai agamalah yang berhasil mengantarkan kita ketampuh peradaban segemilang itu.








Beribu tanda telah menyebar dihadapan manusia, akan kekejian zionis.

Beribu tanda telah menyebar dihadapan manusia, akan kekejian zionis. Dimana narasi pluralisme yang digaungkan, bukankah ketika kita me...