suatu hari di dunia.
Sejarah adalah suatu hal yang terus berulang dalam subtansi rasa. Secara
hakika suatu persoalan, keadaan zaman musti berbeda akan tetapi subtansi yang
terkandung di dalamnya sama. Maka adalh orang yang beruntung jika bisa menilai
sejarah tidak hanya secara data saja akan tetapi makna subtansi yang ada di
dalamnya kemudian bisa mengambil kesimpulan lalu menuangkan hikmah yang
terkandung di dalamnya untuk zaman ini.
Di era ini persaingan intlektual semangkin sengit manusia tanpa
iman akan menuhankan akalnya demi sebuah popularits intlektual, beradu argument
seakan keilmiyahan menjadi landasan berpijak, maka tolak ukur keilmiyahan pun
jika tidak jelas maka apakah suatu itu telah disebut ilmiyah, keilmiyahan yang
menjatuhkan data fakta yang lebih kuat dengan alasan zaman now, kerelevanan
al-qur’an di pertanyakan. muslihat dibalik kata keilmiyahan melahirkan para
paham ideology orientalisme, sekulerisme, liberalisme, pluralism dan masih
banyak lagi ideology-ideology penyongsong kehadiran dajjal.
Di zaman globalisasi yang semangkin memanas ini,desentralisasi
moral semangkin merosot berbagai ketergelinciran sebab tidak bisa menyikapinya
dengan relevan sehinga tergerus oleh arus yang membawa kepada keperbudakan
dalam cara berfikir. Pengendalian fikiran yang memang di perkirakan dengan kuat
mempunyai dalang besar membawa visi dan misi menguasai dunia dengan hawa nafsu
belaka. Pengendalian yannng menggiring kepada kehancuran dalam berfikir dengan
beralatkan ideology matrealistik, hedonisme. Sehingga tanpa sadar manusia lalai
yang tanpa ilmu akan menerapkan ideology ini di dalam kehidupannya, menjadi
sibuk karna keinginan untuk mengikuti mode zaman ini agar tidak dianggap kuno,
merelakan agamanya karna kesibukana yang sangat padat demi menghadapi dan
menjadikan diri budak bagi dunia.
Disentralisasi moral juga disebabkan dampak dari kemajuan tekhnologi
modern yang padanya arus globalisasi bertumpu sehingga arus pemikiran yang
begitu kuat dan dinamis kurang bisa disaring dikarenakan benteng aqidah yang
ada di dalam diri siempunya ruh belum tersentuh kualitas yang memadai maka
jadilah pemikran yang telah terkontaminasi oleh peradaban ini mempunyai mendset
“hidup adalah kebebasan tanpa batas” membuka diri tanpa membatasi prinsip dan
pada akhirnya berdampak pada perusakan spiritualitas.
Peradaban ini membutuhkan senutuhan perbaikan, dan sejarah lah yang
bisa menolong abad ini dari kehancuran setiap sendinya, dan data valid yang
menerangkan si empunya peradaban gemilang dari setiap sisi adalah Islam. Maka dengan
berkiblat kepada Islam maka InshaaAllah akan membantu memulihkan dan mengobati
derita di abad ini, tentu bagi setiap lini dari kemasyarakatan Negara.